Senin, 29 Maret 2010

Terapi Komprehensif Autisme

BAGI kalangan pemerhati autisme nama Oscar Yura Dompas tentu tidak asing lagi. Oscar adalah penyandang autisme yang bisa mencapai pendidikan tinggi. Pada 2007, ia menyandang gelar sarjana pendidikan yang diraihnya dari Universitas Atmajaya.

Pencapaian tersebut hanyalah satu dari banyak kisah sukses penyandang autisme. Banyak pihak membuktikan penyandang autisme juga bisa berprestasi."Dengan penanganan yang tepat, gejala-gejala autisme dapat diminimalkan dan potensi penyandangnya dapat diminimalkan," ujar Ketua Yayasan Autisme Indonesia dr Melly Budhiman SpKJ di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Melly, ada beberapa terapi yang perlu diterapkan pada penyandang autisme. Meliputi terapi dari dalam dan luar. Salah satu terapi dari dalam adalah terapi biomedik. Tujuan terapi itu adalah mencari faktor gangguan dalam tubuh anak autis yang bisa mengganggu fungsi otaknya. Terapi ini dijalankan dengan analisis laboratorium terhadap darah, rambut, urine, dan feses. Juga, pemeriksaan kolonoskopi bila ada indikasi.
"Dari penelitian, makin banyak ditemukan adanya gangguan biomedis pada anak-anak autis yang menyebabkan gangguan pada fungsi otaknya. Seperti, morfin yang berasal dari susu sapi (casomorphin) dan dari gandum (gluteomorphin), adanya logam beracun seperti merkuri, timbal hitam, dan arsenik," jelas melly.

Read More

Jumat, 26 Maret 2010

Talkshow Griyakami Homecare di Radio Sky 90.50FM

Dengar & Ikuti Talkshow Griyakami Homecare di Radio Sky 90.50FM Selasa, 30 Maret 2010 jam 08.15 - 09.15 dalam acara Risalah Wanita Sky FM bersama Bpk Doddy Koesdijanto :)

Rabu, 10 Maret 2010

Terapi Musik Untuk Anak Autisme Salah Satu Alternatif

(Sulfi Alhamdi)
Terapi Musik adalah salah satu program terapi yang dapat diberikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus, terutama bagi insan autis. Terapi musik dapat membantu meningkatkan kepekaan fungsi kognitif , afektif dan pisikomotor mereka. Seperti halnya kegiatan terapi yang lainnya, terapi musik harus diberikan secara berkesinambungan pada insan autis. Selain itu dibutuhkan pengetahuan tentang bagaimana cara melakukan terapi ini dengan baik.

Terapi musik dilaksanakan oleh seorang tenaga therapist terlatih untuk pencapaian hasil yang maksimal. Terapi ini secara terstruktur dilaksanakan di tempat terapi dengan menggunakan ruangan khusus dan media bantu lainnya. Namun, terapi ini secara umum dapat dilakukan oleh siapa saja, ayah, ibu, adik, kakak dan saudara insan autisma yang lainnya. Terapi juga dapat dilaksanakan di rumah, di atas mobil (dalam perjalanan), atau di mana saja yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat melatih anak.

Selasa, 09 Maret 2010

Mengenal Kanker Kolon

Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diikuti kemoterapi.

 

Gejala

Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).


Gejala lokalnya adalah :

Senin, 08 Maret 2010

Posisi tidur Pasien Stroke

Mengatur posisi di tempat tidur

Stroke berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah, maka posisi tidur dan kelengkapan yang digunakan menjadi hal yang penting untuk diketahui. Sebaiknya pasien menggunakan tempat tidur yang lebih padat atau hindari penggunaan kasur yang terlalu empuk demikian juga dengan bantal, karena penggunaan kasur serta bantal yang terlalu empuk akan mempengaruhi peredaran darah pasien.

Umumnya pasien paska stroke akan mengalami kondisi imobilisasi atau kurang gerak karena menurunnya kemampuan fungsional pasien/klien. Dengan adanya kurang gerak tersebut, maka beberapa komplikasi yang dimungkinkan terjadi seperti pembentukan bekuan darah, dekubitus, pnemonia, kontraktur otot, keterbatasan gerak sendi, dll.

Untuk mencegah komplikasi tersebut maka pasien perlu untuk diposisikan atau reposisikan saat diatas tempat tidur. Adapun prosedur yang sebaiknya dilakukan adalah :