Selasa, 24 Agustus 2010

Bisakah Pasien Demam Berdarah Dirawat di Rumah?

sumber : disini

Jakarta, Wabah demam berdarah mulai marak lagi. Jika sudah terkena demam berdarah biasanya harus dirawat di rumah sakit untuk mengontrol dan menaikkan jumlah trombositnya. Tapi bisakah pasien demam berdarah dirawat di rumah?


 
"Seseorang biasanya harus dirawat di rumah sakit karena tubuhnya yang lemas, sangat mual sehingga setiap kali ia minum akan dimuntahkan kembali atau merasakan sangat sakit. Kondisi ini membuatnya harus dirawat untuk mencegah dehidrasi," ujar dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV, DTM & H, MCMT, MHA, SpJP, FIHA saat dihubungi detikHealth, Selasa (24/8/2010).

Tapi jika si penderita masih cukup kuat, tidak lemas dan tidak mengalami dehidrasi dan mau minum yang banyak, maka tak masalah jika harus dirawat di rumah. Yang penting menurut dr Kasim, jika memutuskan dirawat di rumah tetap harus cek darah setiap hari untuk mengetahui perkembangan kenaikan jumlah trombositnya.

Yang utama dalam pengobatan demam berdarah menurut dr Kasim adalah jumlah cairan yang masuk. Jangan sampai si penderita mengalami dehidrasi sehingga akan memicu shock yang jika tak cepat ditolong bisa menyebabkan kematian.

Shock yang terjadi ini akan berimbas pada anjloknya jumlah trombosit yang membuat pembuluh darah mengempes. Maka itu jika ingin dirawat di rumah,minum yang banyak 2-3 liter per hari tidak bisa ditawar-tawar lagi.

"Kunci dari penanganan demam berdarah adalah cairan yang bisa berasal dari minuman atau infus. Kalau seseorang minumnya bagus misalnya 2-3 liter setiap hari dan rutin melakukan cek darah di laboratorium, maka bisa saja orang tersebut tak perlu dirawat di rumah sakit," ungkap dokter yang berpraktek di RS ASRI Jakarta. dr Kasim menuturkan mekanisme tubuh setiap orang berbeda-beda, ada orang yang meskipun trombositnya rendah tapi ia tidak lemas sehingga ia bisa minum dengan cukup dan tidak mengalami dehidrasi. Tapi ada juga orang yang trombositnya tidak terlalu rendah tapi karena sangat lemas sehingga ia perlu dirawat. Karenanya perlu dilihat terlebih dahulu kondisi si pasien.

Demam berdarah ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sebelumnya sudah menggigit penderita yang terinfeksi virus dengeu. DBD bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia.

Beberapa orang yang terinfeksi virus ini ada yang menimbulkan gejala, tapi ada juga yang tidak bergejala sama sekali.

Gejala khas DBD antara lain:
-Keluhan demam tinggi secara terus-menerus selama 2 hari atau lebih
-Nafsu makan berkurang
-Ada riwayat DBD pada lingkungan sekitar dalam jarak 200-400 meter
-Ada pola deman yang khas, menyerupai punuk unta
-Adanya kebocoran plasma darah, yang terlihat dari bintik-bintik merah di tubuh atau bagian tubuh lain
-Hepatomegali (pembesaran hati)
-Kegagalan sikulasi

dr Kasim menuturkan masa-masa kritis demam berdarah adalah pada hari kelima. Jika tidak tertangani dengan baik maka trombosit akan turun dengan hebat dan memungkinkan terjadinya shock meskipun demamnya kadang sudah turun, karena itu tetap harus diwaspadai.

Tanda-tanda shock pada DBD adalah:
-Tampak gelisah dan lemah
-Kesadaran menurun
-Napas cepat
-Dapat disertai nyeri perut
-Perfusi perifer atau capillary refill (tingkat isi ulang darah kapiler kosong) menurun
-Nadi cepat dengan volume mengecil
-Tekanan darah dan tekanan nadi menurun
-Ujung tangan dan kaki terasa dingin
-Diuresis (kelainan pada sistem urinase dalam memproduksi urine) berkurang

Pengobatan DBD sebenanya cukup dengan istirahat dan minum air yang banyak, konsumsi parasetamol untuk menurunkan demam serta tidak perlu mengonsumsi antibiotik karena DBD disebabkan oleh virus.

Tidak ada jaminan jika pernah terkena demam berdarah tidak akan terkena lagi. Karena itu tetap jaga lingkungan sekitar, konsumsi air sesuai kebutuhan dan waspadai setiap gejala yang muncul pada tubuh.
(ver/ir)

Tidak ada komentar: